image1

HELLO I'M ADAM AZKIYA|WELCOME TO MY PERSONAL BLOG|I LOVE TO DO CREATIVE THINGS|ENJOY MY RANDOM FEED! :)

Mencuri Kreativitas Desainer



     Akhir-akhir ini gue lagi seneng baca buku ‘Mencuri Kreativitas Desainer’ karya Raul Renanda, buku itu bikin gue jatuh cinta sama salah satu konsep Design Thinking, yang mungkin sebelumnya udah di populerkan sama Tim Brown, CEO TED.

      Sebagai orang yang seneng bikin sesuatu yang indah gue jadi makin sadar, bahwa proses penciptaan tiap maha karya yang di buat emang perlu di bentuk oleh value-value yang kuat, engga cuman indah, tapi bisa berfungsi sebagaimana mestinya, bahkan lebih.

      Tapi tenang gue ga akan ngomongin review dari buku itu, baca aja sendiri deh.

      Gue cuman mau sedikit ngomongin sedikit kegelisahan gue sebagain seorang designer, dimana gue harus selalu membuat sesuatu yang indah, atau mungkin membuat ulang sesuatu agar lebih indah, ga cuman indah tapi sesuai dengan apa yang di inginkan client atau Tim, dengan catatan to do list yang terus bertambah dengan deadline yang menghantui.

     Sejatinya berkarya itu membutuhkan waktu untuk ‘Menjiwai’ dalam menghasilkan karya, dimulai dari planning, mungkin sampai packaging, tapi bagaimana jadinya jika waktu yang dibutuhkan untuk menjiwai itu hanya sebentar? Atau mungkin ga ada sama sekali?

    Bekerja secara profesional pastinya harus selalu memenuhi permintaan dengan semaksimal mungkin memberi atas apa yang di minta, termasuk waktu yang sedikit, gampang? Engga. Stress? Lumayan.

      Moodbooster dan stock cokelat di laci kerja sangat mempengaruhi kinerja, beuh ntap.
      Ada 2 cara bekerja dengan gaya berpikir yang berbeda, tentunya dengan kasus yang beda juga, ini yang baru gue sadarin setelah baca buku tersebut


  • Berpikir Kreatif.

      Value yang dihasilkan bakalan kuat banget dari hasil karya yang di ciptakan, makna dan ‘nyawa’ lebih dapet, gimana caranya? Bisa dicoba dengan 4 Design Action Conception : Discover! Care! Alternate! , Act Now, Smart Mistakes, Re-discover.

     Baca deh bukunya hahahaha, itu bagus banget, mudah2an dengan nulisin blogpost ini gue selalu inget dengan konsep ini, dan bisa mengaplikasikan.



(Bukan promo, cuman males nulis ulang kalimat dari bukunya)

     Masih dari cara berpikir kreatif, yang namanya berpikir kreatif pastinya punya cara yang berbeda, ada istilahnya Converget Thinking Vs Divergent Thinking, banyak prespektif yang harus diliat dalam pengerjaan Produk atau Project, Ada tahap memahami apa yang di tugaskan dan memahami yang memberi tugas, ini yang paling keren! Paling basic tapi ini yang bakal ngaruh kedepannya, gue sendiri bakal terus mencoba pake konsep Raul Renanda ini kedepannya.

     Entah seberapa banyak waktu yang di butuhin dalam metode ini, gue juga masih ngerasa punya kendala dalam pengerjaannya, jika dilakuin bareng TIM, gue kadang idealis, ada juga ide yang gue ga bisa sampaikan secara gamblang, atau kalau lebih parahnya, visi satu TIM belum sama dari awal.

     Pasti ada kelebihannya dalam bekerja secara TIM, dengan banyak otak masalah bisa lebih mudah dipecahkan, dengan prespektif yang berbeda, tentu dengan kesepaktan bersama.

     Ini mungkin untuk Project atau Product besar, tapi untuk Masterpiece sendiri atau sekedar menyalurkan idealisme, gue juga bisa melakukan metode ini sendiri.


     Semuannya mungkin bakal berjalan lancar dari awal sampai akhir, jika semuanya lancar, pasti ada yang salah, bakal banyak kesalahan yang di tolelir diri sendiri, value yang dibuat mungkin engga sekuat jika dikerjakan bersama.

     Engga semua orang bisa dibawa lama-lama untuk gali ide bareng, ingin cepet beres, mungkin orang tipikal itu menetapkan berpikir sistematis.

    Untuk metode Berpikir Kreatif ini alokasi waktu mungkin tak terbatas, sampai kapanpun melakukan observasi terserah, final project tentu ga boleh setengah2, harus A++

     Beban memang harus dapetin hasil perfect,  karena waktu berpikir dan waktu merevisi emang banyak.

   Tapi, bagaimana ceritanya kalau kerjaan ini cuman terdapat 2 hari untuk mengerjakannya? Atau lebih parah lagi, harus beres besok Pagi? Berpikir Sistematis yang bakal lebih perperan disni.

    Butuh melamun time, dari spot yang paling pw, sambil tiduran setengah nyenderan biasanya paling enak.


  • Berpikir Sistematis

      Hasil kerja cepat, responsive, siap kapan saja tanpa tergantung mood, dalam 1 mingu bisa mengerjakan beberapa task, kalau kata orang-orang sih disebutnya Produktif dalam prespektif kuantitatif.

    Ya kalau secara kasar artinya Produktif itu menghasilkan, kan?

     Ya ngasilin apa aja, kalau skill nya udah terasah dengan baik alias jadi mastah, ini bakal keren banget, bisa ngasih value super dalam waktu yang singkat, pasti butuh deliberate practice.

     Tapi kalau belum expert? Yaaaaa gitudeh xD

     Berpikir sistematis ini orientasinya pasti sama goal, apa yang disuruh ampir ditelan mentah2 yang diberikan, pada kenyataannya itu engga baik, bahkan buruk segala hal yang ditelan mentah2 atau bulat2.

    Ada proses pencernaan informasi, lumayan butuh waktu buat melamun juga, butuh lumayan waktu, tapi deadline yang singkat mengharuskan waktu melamun juga di persingkat, butuh akselerasi dengan brief yang sangat jelas.

      Planning, disiplin jadwal, tanpa mulai mengotret atau corat coret kertas, langsung di tools editing, kerja cepat, minta revisian, revisi, beres.

    2 cara bepikir ini ga ada yang salah, masing-masing punya kekurangan dan kelebihannya, sebagai designer muda yang ingin profesional 2 cara berpikir ini boleh untuk di coba dan dibiasakan, harus tau mana yang harus kerja cepat dan kerja yang harus punya value lebih.

Udah deh segitu aja, takut makin sotoy hahaha.

Dadah!

Best Regards,
Freak Nose. 
Adam Azkiya

Share this:

CONVERSATION

0 comments:

Posting Komentar

Makasih banyak yang udah mau komen (≧◡≦)