Semua orang sibuk dengan diri mereka sendiri, tapi mungkin itu hanya pemikiran dari beberapa golongan saja, ada sudut dimana orang lain mungkin tidak peka atas apa yang kami rasakan.
"Ayah, mana katanya hari mau ngasih kunci jawaban sama aku?"
Ini anak saya, namanya Resti, anak sematawayang, dia kemarin bercerita atas Ujiannya yang di rasa sangat sulit, sebagai seorang ayah saya pasti selalu akan mengusahakan apa yang terbaik untuk anak sendiri, dimulai dari menyiapkan alat tulisnya, sarapan yang baik, selain doa mungkin beberapa kunci jawaban akan bisa membantunya.
Saya hanya tidak ingin anak sematawayang gagal.
Sebelum adzan Subuh berkumandang, jam 3 saya pergi dan sekitar pukul 4 saya telah kembali lagi dari sekolah, jarak antara rumah dan sekolah memang sangat jauh sekali, ditambah lagi gerimis yang membuat cuaca semakin terasa dingin, jaket tebal pun tidak bisa menahan suara gigi yang terus beradu sepanjang perjalanan.
Mencoba menghangatkan diri dengan Kopi hitam yang sangat panas, seluruh jari yang melingkar di permukaan gelas ditambah air kopi yang meluncur dengan riang di dalam tenggorokan membuat saya betul-betul merasa hangat kembali.
Allahuakbar..allaaaaaahhhhu Akbar...
Suara adzan yang begitu merdu dari pemuda mesjid.
Pintu pink pun saya ketuk
"Resti, Sholat Subuh dulu yuk, kali ini ayah engga ke mesjid, berjamaah bareng aja yuk."
"Ayah, aku lagi PMS."
Sebetulnya aku tidak selalu yakin atas kalimat dari jawaban itu.
***
Suara dari salah satu siswaku mengagetkanku,
"Pak, Kertas UN hari ini sudah bisa dibagikan? kami sudah selesai berdoa."
"Oh iya, iya sekarang bapak bagikan ya."
Sekarang saya hanya bisa pasrah atas hasil dari semua perjuangan murid-muridku agar bisa lulus 100% tahun ini, saya sebagai kepala sekolah tidak ingin tahun ke 5 ini presentase kelulusan tidak sempurna. Termasuk pasrah kepada UN anaku di sekolah yang lain.
***
Sore itu Kami pun bertemu lagi di rumah.
"Gimana?"
"Insya Allah tadi bisa semua yah, tapi semoga aja banyak yang bener."
Anaku memang tidak suka ditekan sehingga saya bersikap lebih lembut tadi pagi, tapi mungkin dia marah atas kunci UN yang tidak jadi saya berikan kepadanya, perang batin terasa sangat sengit disaat saya sedang sholat Subuh, sehingga konsentrasi sholat pun terganggu.
"Resti, Sebelumnya ayah mohon maaf, maaf karena ayah tidak jadi memberimu kunci jawaban, mungkin kamu sendiri punya pemikiran sendiri mengapa ayah tidak jadi memberikannya kepadamu, Resti masih ingat kan 2 bulan kemarin ayah di angkat menjadi seorang kepala sekolah terbaik se-provinsi, dan dari dulu sampai sekarang ayah ingin mempertahankan predikat ayah terbaik untuk kamu nak." Saya berjalan mendekati dia dan mengelus rambutnya berkali-kali dengan perlahan "Kerjakanlah dengan kemampuan terbaikmu nak, ayah tidak menuntut apapun kepadamu, ayah akan selalu bangga kepadamu dan akan berusaha melakukan yang terbaik." diam sejenak "Tentunya dengan cara yang Halal."
TAMAT
Alhamdulillah, beres juga nulisnya, tulisan singkat yang ditulis 1 jam kurang, semoga terinspirasi dengan tulisan dari seseorang yang bukan inspirator ini, jadilah yang terbaik dengan cara yang baik.
Selamat UN :D enjoy!
Best Regards,
Freak Nose
Freak Nose
Adam Azkiya
Cocok dibaca anak SMA nih. Oya, Dam, di blog lagi ada tantangan menulis tuh, siapa tahu kepingin. \:D/
BalasHapusBlog siapa? blog lu Di?
HapusMeluncurrr~ =p~
gue suka sama cara lo nyampein ceritanya. :D
BalasHapusAsiiik :>)
HapusMakasih ya, Theehee!
keren gan, buat motivasi anak SMA yang mau UN ini yak
BalasHapushehe nice post gan, salam blogger :)
Iya minggu ini untuk SMA dan minggu depan untuk SMP akakak
HapusHappy Blogging :)
kakak kelas gue harus liat nih -_-
BalasHapusIya kakaknya Auliza harus liat nih,
HapusEh btw, kakaknya cewe atau cowo ya? :))
hashtag ini baru ngode
HapusAakakakakakakk LOL =))
HapusEntah kenapa, gue telat baca karena udah UN kemarin dan baru baca sekarang. Haha. tapi tetep lah, keren bang!
BalasHapusHayo UN nya gimana? lancarkah?
HapusAde gue masih mau UN minggu depan :)